Kolaborasi dalam Mitigasi Perubahan Iklim di Desa Temiang

Perubahan iklim saat ini menjadi tantangan yang tak dapat di hindari, dalam 10 tahun terakhir telah terjadi peningkatan pemanasan global yang memberikan dampak cuaca ekstrim yang berbeda – beda  di setiap wilayah di dunia. Seperti yang di kutip dari brin.go.id Peneliti Pusris Iklim dan Atmosfer Erma Yulihastin menyampaikan, pada Januari 2023 European Centre for Medium-Range Weather Forecasts (ECMWF) menyatakan pemanasan global diperkirakan mencapai 1,21oC. Dalam 30 tahun, pemanasan global ini dapat berlanjut hingga mencapai 1,5oC pada Maret 2023. Ia menjelaskan perubahan Iklim di Indonesia memiliki dampak dan efek yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia.

Dalam menghadapi persoalan dan tantangan diatas , Yayasan gambut melihat perlu adanya upaya – upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Respon atas isu Climate Change di tuangkan dalam beberapa bentuk kegiatan yang berkolaborasi bersama desa dan kelompok – kelompok yang ada.

Yayasan Gambut Memantau kondisi bangunan Sekat Kanal di Desa Temiang

Dalam beberapa tahun terakhir, Yayasan gambut beraktiftas di desa – desa di kabupaten bengkalis yang berada di sekitar kawasan Lanskap Giam Siak Kecil dalam upaya pencegahan kebakaran dan pengelolaan lahan gambut berkeljanjutan.

Desa Temiang adalah salah satu desa yang menjadi mitra Yayasan Gambut dalam beraktifitas Gerakan rendah karbon dan pencegahan kebakaran di lahan gambut. Melalui kelompok dan pemerintah desa, kolaborasi ini di harapkan mampu menjadi bentuk nyata upaya dalam mensikapi perubahan iklim yang terjadi.

“di Desa temiang, kita sudah melakukan beberapa kegiatan seperti PLTB Jahe merah, Agroforestri Kopi untuk kelompok Tani Wanita Mekar Jaya, pembangunan sekat kanal, dan peningkatan kapasita kelompok, selain itu kita juga mendukung bagaimana distribusi dan peningkatan produk turunan dari jahe merah mereka. Bahwa sebenarnya yang ingin kita tunjukan adalah tanpa mengorbankan lingkungan , serta memanfaatkan hasil hutan bukan kayu, roda ekonomi masyarakat disekitar kawasan hutan masih dapat terus berputar” Ujar Mulyadi selaku Direktur Yayasan Gambut

Yayasan Gambut Diskusi bersama Kelompok Tani Wanita Makmur Jaya Desa Temiang Tentang Program dan Inovasi Produk

Inovasi , Inisiatif dan Swadaya

Terciptanya Kolaborasi yang baik merupakan tanda bahwa dalam menanggapi isu Climate Change telah sama – sama di sadari bahwa perlu adanya tindakan yang memikirikan unsur ekologi. Yayasan gambut berkolaborasi bersama Kelompok Tani Wanita Makmur Jaya Desa Temiang, serial pelatihan dan dukungan lainnya yang di upayakan Yayasan Gambut juga bersama multi pihak di respon baik oleh KTW Makmur Jaya, terbukti bahwa Pelatihan PLTB Jahe Merah hingga saat ini dapat terus berjalan hingga kelompok telah menghasilkan produk turunan minuman jahe kemasan yang siap edar.

Produk Turunan Dari PLTB Jahe Merah KTW MJ Desa Temiang

Inovasi demi inovasi di ciptakan oleh kelompok seperti sabun pencuci piring, produk herbal hingga produk makanan yang semua bahan nya berasal dari pengelolaan dan di tanam di lahan gambut atau juga di pekarangan rumah anggota kelompok.

Dikenal dengan nama Tuti Kelana, beliau adalah Ketua kelompok Wanita Tani Desa Temiang bersama anggota kelompok terus melakukan upaya – upaya dalam menghasilkan produk yang ramah lingkungan.

Tuty sedang menunjukan hasil pewarna alami yang diproduksi oleh kelompok

“salah satu produk yang kita hasilkan adalah pewarna textil alami, bahan – bahan yang kita gunakan merupakan tanaman yang kitab isa tanam dan dapatkan di sekitar pekarangan rumah” Ujar Tuty saat di wawancarai di rumahnya. Ia mengatakan bahwa inisiatif ini merupakan pengalaman – pengalaman yang di dapatkan dari banyak proses yang dilewati.

“kita berinovasi kepada beragam produk yang sangat ramah lingkunga, seperti pertanian jahe tanpa bakar lahan, kebun kopi, hingga mengidentifikasi tanaman buah yang tumbuh di lahan hutan gambut yang memiliki nilai ekonomi dan dibutuhkan di pasaran” tambah Tuty.

Tim Yayasan Gambut sedang meninjau rencana pemasangan FDRS

Yayasan gambut memiliki komitmen untuk terus dapat mendukung Gerakan kelompok Tani Wanita Mekar Jaya dalam beraktiftas yang produktif dengan mengedepankan kelestarian lilngkungan.

“dalam waktu dekat kita akan mengadakan pelatihan peningkatan kapasitas pengelolaan administrasi dan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi kepada kelompok Tani Wanita Mekar Jaya, serta dukungan kepada desa berupa Papan Informasi FDRS, dan tidak hanya di desa temiang, tetapi di Desa Sepahat dan Buruk Bakul juga akan mendapatkan dukungan serupa” Ujar Mulyadi.