Pada umumnya, praktik agroforestri di lahan gambut memiliki tantangan tersendiri. Lahan gambut cenderung memiliki kandungan air yang tinggi dan kadar asam yang tinggi pula, sehingga pengelolaannya memerlukan pendekatan khusus untuk menjaga kesuburan tanah dan meminimalkan risiko kebakaran lahan.
Beberapa praktik agroforestri yang dilakukan di lahan gambut termasuk penggunaan tanaman keras atau kayu keras yang tahan air, seperti jelutung, damar, atau sengon, yang dapat berperan dalam menjaga struktur tanah dan mengurangi risiko kebakaran. Selain itu, terdapat juga upaya untuk memadukan pertanian kopi dengan tanaman lain yang dapat hidup di lahan gambut, seperti tanaman sagu, tanaman karet atau tanaman palawija lainnya.
Pengelolaan agroforestri di lahan gambut memerlukan perhatian lebih terhadap keseimbangan ekosistem dan risiko potensial terhadap perubahan lingkungan. Upaya-upaya inovatif dan pemahaman mendalam terus dikembangkan untuk mengoptimalkan praktik agroforestri dalam lingkungan gambut dengan memperhatikan keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem.
Mengenal Fruits of Peatland : Coffea Liberica
Istilah “Kopi Gambut” saat ini sudah mulai populer bagi sebagian kalangan, kopi ini merupakan bagian dari 4 varietas jenis kopi yang tersebar di dunia. Liberica merupakan tanaman kopi yang dapat tumbuh baik di dataran rendah, ketahanan tanaman ini telah terbukti ketika di tanam dilahan gambut dengan tingkat keasaman yang tinggi. Pohon kopi Liberika cenderung lebih besar dari pohon kopi Arabika atau Robusta. Daunnya lebih besar dengan bentuk yang berbeda. Buahnya juga lebih besar dari buah kopi Arabika, dengan biji kopi yang lebih besar pula.
Secara umum, kopi Liberika memiliki karakteristik rasa yang berbeda dari Arabika atau Robusta. Beberapa penggemar kopi menyebutkan bahwa Liberika memiliki cita rasa yang unik dan kompleks, seringkali dengan sentuhan buah-buahan atau rasa floral yang khas. Aromanya juga bisa berbeda dari varietas kopi lainnya.
Walaupun memiliki penggemar di kalangan pecinta kopi yang mencari rasa yang unik, kopi Liberika belum sepopuler Arabika atau Robusta dalam skala produksi global. Namun, beberapa upaya telah dilakukan untuk meningkatkan popularitasnya di pasar kopi. Dari informasi yang di dapat dilapangan, harga kopi liberica termasuk baik, untuk greenbean seharga Rp. 30.000 s/d Rp. 35.000/kg, sedangkan Roastbean bisa mencapai Rp. 190.000 s/d 250.000/ Kg nya.
Agroforestry kopi Di Desa Temiang, Desa Sepahat dan Kampung Tanjung Kuras
Model agroforestri kopi di tiga desa ini adalah ditanam secara tumpang sari dengan kebun karet di lahan gambut mengacu pada praktik pertanian di mana tanaman kopi ditanam bersamaan dengan tanaman karet dalam satu lahan yang sama. Pendekatan ini bertujuan untuk memanfaatkan ruang dan sumber daya yang ada secara efisien sambil memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Yayasan Gambut melihat metode ini merupakan konsep yang efektif dengan tujuan menambah nilai pada lahan dan tidak merusak secara lingkungan karena tidak harus membuka lahan baru, dengan beberapa keuntungan lainnya sebagai berikut :
1.Pemanfaatan lahan menjadi lebih efisien
Kombinasi antara kopi dan karet di lahan gambut dapat memaksimalkan penggunaan lahan yang tersedia secara efisien. Kedua tanaman tersebut dapat tumbuh bersamaan, memanfaatkan lapisan tanah yang berbeda-beda. Selain itu, kopi juga membutuhkan naungan diawal penanaman, pada kondisi ini pohon karet yang tlah ada dapat berfungsi sebagai naungan untuk tumbuh kembang tanaman kopi.
2.Diversifikasi hasil pertanian dan perkebunan
Dapat dengan jelas kita pahami dengan praktik tumpang sari antara kopi dan karet dapat menghasilkan hasil yang berbeda dilahan yang sama, kondisi ini menjadikan nilai tambah secara ekonomi bagi masyarakat di Desa Temiang dan Kampung Tanjung Kuras.
3.Keseimbangan Lingkungan
Agroforestri dalam lahan gambut dapat membantu mempertahankan kelembaban tanah dan mencegah degradasi tanah serta risiko kebakaran lahan yang sering terjadi di daerah gambut. pembukaan lahan baru atau memulai pertanian dengan cara membakar memiliki potensi merusak di ekosistem lahan gambut. pada tanaman kopi dan karet yang ada dapat berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem dilahan gambut dan menjaga kelembapan tanah.
4.Pendapat yang berkelanjutan
Dengan perpaduan tanaman ini didalam satu lahan mampu menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan bagi petani dan masyarakat, meskipun harga pasaran hasil pertanian naik dan turun, setidaknya petani atau masyarakat yang memanfaatkan model agroforestry ini memiliki dua sumber pengahsilan dari getah karet dan buah kopi.
saat ini telah tertanaman 700 batang kopi di desa Temiang, 300 Batang di Desa Sepahat dan 200 batang kopi di Kampung Tanjung Kuras, tiga desa ini juga memiliki potensi kebakaran dilahan gambut, dan diharapkan upaya yang dilakukan ini menjadi bentuk nyata dalam penyelamatan ruang sumber kehidupan bagi masyarakat dan keberlanjutan ekosistem di lahan gambut.