Ditengah meningkatnya kebutuhan hasil pertanian dan ancaman perubahan iklim, optimalisasi lahan gambut untuk pertanian berkelanjutan menjadi Langkah penting untuk mencapai terpenuhinya kebutuhan dan juga kelestarian ekosistem. Bagaimana kita bisa memanfaatkan lahan gambut untuk pertanian tanpa mengorbankan kelestarian yang ada, mengingat semakin pentingnya lahan gambut yang memiliki peran kruisal dalam mitigasi perubahan iklim.
Kita tahu bahwa lahan gambut yang menyimpan cadangan karbon ini sebagai lahan marginal yang sulit untuk dikelola, padahal jika dengan pendekatan yang tepat, lahan gambut dapat dimaksimalkan tanpa merusaknya untuk pertanian yang memberikan keuntungan secara finansial sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Yayasan Gambut sebagai Lembaga yang berfokus kepada pengembangan pertanian berkelanjutan memandang pentingnya optimalisasi pengetahuan dan keterampilan Masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan lahan gambut di wilayah Masyarakat itu hidup. Tidak hanya melihat bentuk pertanian dan jenis tanaman apa saja yang tepat untuk ditanam, akan tetapi Yayasan Gambut juga memfasilitasi hasil dari pertanian tersebut sehingga menjadi sebuah proses rantai pasok dan rantai pasar yang diharapkan juga akan berkelanjutan secara finansial Masyarakat.
Pelatihan Teknik Perbanyakan Bibit Kopi Liberika di Desa Temiang
Desa Temiang memiliki kondisi alam dan ekosistem gambut yang sangat cocok untuk pengembangan kopi liberika, yang mana secara proses jenis kopi ini dapat tumbuh dengan baik dilahan gambut. Saat ini kopi liberika sudah memiliki pasar khusus yang tergolong cukup besar untuk di Provinsi riau dan sekitarnya. Namun kendala saat ini adalah kurangnya tingkat produktivitas kopi ini untuk di Provinsi Riau dalam memenuhi permintaan pasar, kendala yang ditemukan oleh Yayasan gambut adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan Masyarakat lokal dalam memperbanyak bibit kopi ini. Dari temuan lapangan, terdapat petaniyang masih menggunakan metode yang kurang efisien sehingga pada proses penyemaian bibit tidak optimal baik secara kualitas bibit dan kuantitas yang di dapatkan, dan sudah jelas bahwa ini akan mempengaruhi produktivitas dalam menghasilkan buah kopi kedepannya.

Pelatihan ini dilaksanakan sebagai bentuk menjawab tantangan serta permasalahan yang ditemukan, dengan meilbatkan Akademisi Fakultas Pertanian UR, metode pelatihan di bagi kedalam Dua sesi, dimana sesi pertama peserta pelatihan yang umumnya adalah masyarakat diberikan teori sebagai dasar pemahaman yanga mana mencakup Teknik perbanyakan bibit secara generatif dan vegetatif, pemilihan benih, persiapan media tanam, penyemaian, hingga proses perawatan bibit yang baik. Pada sesi ini peserta di tekankan untuk sangat selektif dalam memilih benih berkualitas agar menghasilkan tanaman dengan akar yang kuat dan memiliki ketahanan yang baik. Peserta juga mendapatkan pemahaman mendalam tentang manajemen pembibitan dan strategi meningkatkan hasil panen kopi liberika yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Pada sesi ke dua, para peserta melakukan praktik seperti yang telah disampaikan pada sesi pertama, peserta langsung diajarkan bagaimana melakukan persiapan bibit yang baik dan kemudian melakukan perbaikan terhadap pembibitan yang sudah tersedia di rumah bibit Kelompok Tani Wanita Makmur Jaya. Peserta di ajarkan juga untuk melakukan perbanyakan bibit melalui metode okulasi jika memiliki indukan kopi liberika yang sudah cukup umur untuk dijadikan penyambungan nya. Setelah praktik dilaksanakan kemudian dilanjutkan sesi diskusi interaktif sekaligus mengevaluasi hasil praktik .
Mulyadi selaku Direktur Yayasan Gambut berpendapat bahwa mengapa tanaman kopi liberika yang menjadi isu baik dalam pengembangan pertanian di lahan gambut yang berkelanjutan karena pertanian ini tidak perlu lagi membuka lahan baru untuk prosesnya, dengan memanfaatkan kebun – kebun yang ada seperti karet, kelapa atau sawit, kopi liberika dapat dikembangan dengan skema agroforestri, yang mana memiliki keuntungan ganda didalam satu lahan yang tersedia, disamping itu, tidak adanya pembukaan lahan menjadi salah satu bentuk mengurangi ancaman terhadap keberadaan lahan gambut yang masih ada. Mulyadi juga menambahkan dengan pelatihan ini diharapkan para peserta dapat menerapkan pengetahuan yang di peroleh untuk proses pembibitan kedepannya sebagai bentuk mendorong produktivitas dan menjaga kelestarian ekosistem di wilayah mereka.