Global Environment Center (GEC) bekerja sama dengan Yayasan Gambut (YG), Komunitas Sekat Bakau dan pemerintah daerah Kabupaten Bengkalis, provinsi Riau, Indonesia, disponsori oleh Aramco Asia Singapura (AAS), melaksanakan implementasi Mangrove Berbasis Komunitas Aramco Perlindungan dan Penanaman di Desa Buruk Bakul. Proyek ini bertujuan untuk berkontribusi pada konservasi dan rehabilitasi Ekosistem Mangrove Buruk Bakul selama periode 12 bulan dari Juni 2023 hingga Mei 2024.
Pada 26 mei 2024 di Desa Buruk Bakul, Yayasan Gambut Bersama Global Environment Centre melakukan kunjungan langsung untuk pemantauan bagaimana pengalaman dan tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan aktifitas. Banyak pengalaman yang di hadapi oleh Kelompok Sekat Bakau sebagai pengimplementasi langsung di tingkat lapangan dari sisi teknis seperti tingkat kelangsungan hidup pohon, pengelolaan pembibitan dan penyusunan laporan.
Pengalaman dan tantangan ini menjadi pengetahuan baru untuk anggota kelompok dalam upaya restorasi ekosistem mangrove di wilayah pesisir desa buruk bakul. Bersama – sama melakukan kunjungan kelokasi penanaman untuk melihat pertumbuhan serta mengidentifikasi penyebab yang menghambat pertumbuhan bibit.
Sedimentasi di Kawasan Pembangunan Alat Pemecah Ombak (APO)
Pembangunan pemecah gelombang ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2023 dengan melibatkan pengumpulan kayu nibung (Oncosperma tigillarium) untuk tiang pancang dan pembuatan manual pemecah gelombang sepanjang 100m oleh 11 orang anggota Kelompok Masyarakat Sekat Bakau. Beberapa pekerjaan perbaikan kecil telah dilakukan, dan pemantauan sedimentasi lumpur di dalam kawasan yang dibangun menuju hutan bakau yang ada sedang berlangsung.
Terjadi peningkatan sedimentasi paska pembangunan APO di kawasan yang terdegradasi berat, pemasangan alat pengukur menunjukan kenaikan sedimentasi sekitar 3 cm di sepanjang 100 Meter konstruksi APO.
Partsipasi aktif Pemerintah Desa dalam Mendukung Upaya Pemulihan
Pemerintah Desa Buruk Bakul menyambut baik program yang dilakukan dan juga memberikan respon positif terhadap capaian yang telah dilaksanakan di desa buruk bakul, Yayasan Gambut dan Global Environment Centre memberikan laporan berupa dokumen narasi tentang capaian serta tantangan yang ada selama proyek berlangsung.
Inisiatif ini juga dilanjutkan dengan kunjungan kelokasi ekosistem mangrove yang masih terjaga dan berpotensi untuk dikembangkan dengan dimanfaatkannya jasa lingkungan untuk mendukung gerakan ekonomi yang sejalan dengan ekologi.
Kunjungan kali ini menyusuri pinggiran pesisir desa dan masuk menyusuri Sungai bakul besar menggunakan perahu kayu milik kelompok sekat bakau. Disepanjang perjalanan Bersama – sama melihat potensi dan diskusi bagaimana strategi yang tepat untuk dapat memanfaatkan kelestarian lingkungan Sungai dan mangrove sebagai sumber informasi, edukasi dan ekonomi yang berkelanjutan.