Pohon Pulai (Alstonia Alstonia pneumatophora) merupakan jenis tanaman keras yang tumbuh di lahan gambut di Desa Penampi, biasanya kayu tersebut di gunakan sebagai kayu konstruksi, dan akarnya bisa digunakan sebagai pengganti gabus, getahnya untuk penyembuh luka dan oleh masyarakat penampi dijadikan obat tradisional penyembuh gigi berlubang.
Beda halnya kayu pulai di mata pak amirudin (40), kayu tersebut menjadi kerajinan ukir berbagai bentuk yang di geluti nya semenjak tahun 2013, ornamen kapal yang di ukirnya pernah di beli oleh Badan Petanahan Nasional Kabupaten Bengkalis, Lembaga Adat Melayu Duri dan Pemerintah Desa Penampi, baru baru ini pak amirudin lebih banyak menghasilkan sarung parang untuk kebutuhan petani Desa Penampi dan sekitarnya.
“Untuk memproduksi sarung parang jika ada yang memesan biasanya bisa di selesaikan dalam waktu sehari, dengan kisaran harga 200 ribu per unit” tutur pak amirudin kepada Yayasan Gambut, Sabtu (21/11/2020), pak amrudin menggunakan limbah kayu pulai bekas yang di gunakan untuk pembuatan jong titis dimana setiap tahun nya selalu di adakan festival oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis.
Kerajinan tersebut saat ini beliau lakukan di sela-sela kesibukannya sebagai petani nanas, selain menambah penghasilan keluarga juga untuk mengatasi solusi limbah kayu yang tidak di pakai biasanya akan di bakar oleh pembuat jong titis. Jika saja kedepan mereka memiliki peralatan yang mendukung kerajinan tersebut maka makin banyak lagi limbah kayu yang bisa di manfaatkan oleh pak Amirudin dan rekan.